Selasa, 29 Januari 2013

Daftar Harga CDI REXTOR

CDI Rextor Limited Honda Karisma

Merupakan produk dalam negeri dari produsen PT. Rextor Technology Indonesia, Batam. Salah satu generasi CDI DC Honda Karisma 125, dilengkapi fitur derajat pengapian yang dapat diprogram per 500 rpm putaran mesin. Terdapat 14 kurva pengapian dan fitur multi map yang secara otomatis membedakan kurva pengapian pada tiap posisi gigi rasio, sehingga dapat megoptimalkan performa ternaga dan torsi sesuai dengan karakteristik mesin.
Rp. 1.500.000,00
 

CDI Rextor Limited Honda CS1 / CBR 150 R

CDI racing Rextor untuk Honda CS1 / CBR 150 R dilengkapi fitur derajat pengapian yang dapat diprogram per 500 rpm putaran mesin. Terdapat 14 kurva pengapian dan fitur multi map yang secara otomatis membedakan kurva pengapian pada tiap posisi gigi rasio, sehingga dapat megoptimalkan performa tenaga dan torsi.
Rp. 1.500.000,00
 

CDI Rextor Extreme Editions

CDI Racing AC tipe Programmable ,erek Rextor dengan fitur 14 kurva pengapian yang dapat dirubah sesuai karakter mesin, akan memaksimalkan performa mesin dengan dukungan energi pengapian besar. Meningkatkan dan mengoptimalkan performa mesin modifikasi, sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 1.000.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Yamaha New Mio

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Yamaha Mio. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00

CDI Rextor Adjustable Yamaha Mio/Mio Soul

Tersedia : 5
CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Yamaha Mio/Mio Soul. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Yamaha Jupiter Z/Vega (DC)/Cripton Z/

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable Yamaha Jupiter Z/Vega (DC)/Cripton Z, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Yamaha Jupiterb serta Yamaha Vega. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Yamaha Jupiter MX 135

CDI racing Rextor Adjustable, memiliki future 14 kurva derajat pengapian yang dapat dipilih sesuai karakter mesin serta setting virtual posisi pulser untuk mengoptimasi performa mesin. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan Yamaha Jupiter MX dan semi race. Meningkatkan akselerasi dan tenaga mesin menjadi lebih tinggi.
Rp. 500.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Suzuki Smash

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Suzuki Smash. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Suzuki Shogun 125

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur untuk memajukan dan memundurkan derajat pengapian serta posisi pulser secara virtual menggunakan saklar putar. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan Suzuki Shogun 125. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Suzuki Satria F150U

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Suzuki Satria F150. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Honda CS1

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Honda CS1. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00
 

CDI Rextor Adjustable Honda Blade

CDI racing merek Rextor tipe Adjustable, memiliki fitur 14 kurva pengapian yang dapat dipilih sesuai dengan karakter mesin serta switch posisi pulser untuk maju atau mundur pengapian. Sangat cocok untuk mesin dengan modifikasi ringan maupun harian Honda Blade. Meningkatkan performa mesin sehingga akselerasi dan tenaga lebih mantap.
Rp. 550.000,00

Spesifikasi CDI POWERMAX HYPERBAND-DC & DUALBAND-DC

SPESIFIKASI :

1CDI Type:DIGITAL DC System
2Operating Voltage:8 s/d 18 VDC
3Mikroprosessor:NXP Founded by Philips Semiconductor
4Current Consumption:0.05 s/d 0.75 A
5Output Max:300 Volt
6Operation Temp:-15° to 80°C
7Operation Freq:
400 to 20.000 RPM

FEATURES :

12 Kurva Pengapian
2Automatic Low Voltage Protection (ALVP)
3Multi Step Ignition Curve
4Plug and Play
5Unlimiter
6Terdiri 3 jenis pemakaian :

a. Standar - Tune Uo (ST)

b. Tune Up - Racing (TR)

c. Racing - Kompetisi (RK)


KEUNTUNGAN :

1Hemat BBM hingga 29,9 %
2Meningkatkan respon dan akselerasi
3Powerband bertambah hingga 2000 rpm
4Hemat pemakaian Accu hingga 30%
5Tenaga motor meningkat hingga 20%**


Catatan :
*Dilakukan uji coba oleh team media motorplus dan otomotif
**Pada jenis motor dan rpm tertentu.

Aplikasi

Standard dan Tune-Up (ST)
Kurva I : Standar (S)
Kurva Standard sama dengan standard original tetapi tanpa limiter/batasan, dirancang agar emisi gas buang tetap lulus uji Euro 2, kami enyebutnya GREEN CDI.
Kurva II : Tune-Up (T)
Kurva Tune Up dipakai untuk meningkatkan tenaga dan akselerasi.
Rekomendasi Aplikasi (ST):
Pemakaian:Standard dan Tune Up / Kohar (Korek Harian)
Bahan Bakar:Permium dan Pertamax
Kondisi Mesin:Standard / Semi Tune Up
Perbandingan Kompresi :9 : 1 s/d 10.5 : 1
Cam Shaft/Noken As :Standard / Modifikasi
Knalpot:Standart / Racing
Spuyer :Standart / Penyesuaian.

Tune-Up dan Racing (TR)
Kurva I : Tune-Up (T)
Kurva Tune Up dipakai untuk meningkatkan performa tenaga, torsi, akselerasi dan power band yang lebih luas.
Kurva II : Racing (R)
Kurva Racing dipakai dalam penerapan racing modifikasi untuk performa tinggi.
Rekomendasi Aplikasi (TR)
Pemakaian:Semi Tune Up (Kohar) dan Racing
Bahan Bakar:Pertamax  s/d  Avgas
Kondisi Mesin:Semi Tune Up s/d Full Modifikasi
Perbandingan Kompresi :10.5 : 1 s/d 13.8 : 1
Cam Shaft/Noken As :Standard / Modifikasi
Knalpot:Standart / Racing
Spuyer :Penyesuaian.
Tune-Up dan Racing (RK)
Kurva I : Racing (R)
Kurva Racing dipakai dalam penerapan racing modifikasi untuk performa tinggi.
Kurva II : Kompetisi (K)
Kurva Kompetisi dipakai untuk penerapan ekstrem modifikasi.
Rekomendasi Aplikasi (RK)
Pemakaian:Full Racing / Drag Race
Bahan Bakar:Pertamax Plus, Avgas dan Racing Fuel.
Kondisi Mesin:Full Modifikasi.
Perbandingan Kompresi :12.3 : 1 s/d 16 : 1
Cam Shaft/Noken As :Modifikasi
Knalpot:Racing
Spuyer :Penyesuaian.

Korek Matic

Belakangan ini banyak mekanik merancang mesin balap skubek atau skutik.
Bahkan kabar bagusnya, tahun depan ada 4 seri lagi. Untuk itu sebagai persiapan perlu teori yang pas supaya ada panduan dan tidak salah langkah.
Paling menarik untuk dicermati kelas 150 cc. Di Yamaha Mio harus menggunakan piston 57 mm. Sedang stroke standar Mio y…aitu 57,9 mm. Bagaimana menentukan ukuran klep dan karburator yang digunakan?
Dan kita panggilkan Ibnu Sambodo yang begawan 4-tak Indonesia untuk berbagi ilmu. Menurut pria yang tinggal di Sleman, Jogja ini sebagai permulaan katanya harus menentukan letak power di rpm berapa. Jadi, bukannya menentukan besarnya klep dulu.
Ibnu mengambil contoh motor balap di tim Manual Tech. Peak power sekitar di 13.000 rpm untuk kelas 110 cc. Rata-rata tim lain bermain di 12.000 rpm. Biar gampang ditentukan di 12.000 rpm saja ya, maklum di skubek yang transmisi otomatis belum ada batasan. Juga karakter tenaga bagusnya di gasingan bawah.
Juga mesti tahu dulu gas speed (GS) di lubang porting. Menurut referensi dari tuner luar negeri 80 meter/detik. Untuk motor balap Ibnu, yaitu 100-105 meter/detik. Angka ini menentukan homogenitas campuran bensin-udara. Jika kelewat gede atau kurang dari 80 m/detik akan tidak homogen. Lebih gampang 100 m/detik saja ya.
Selanjutnya mencari ukuran diameter inlet port. Menurut mekanik beken disapa Pakde itu, paling gampang bisa diukur dari diameter lubang inlet di kepala silinder yang ketemu dengan intake manifold. Untuk menentukan besarnya bisa lihat rumus:
Diameter Piston2
Gas Speed= ————————–x Piston Speed
Diameter Inlet Port2
Piston Speed = (2 x stroke x rpm)/60.
Yamaha Mio punya stroke 57,9 mm (0,0579 meter). Pada gasingan 12.000 rpm, maka Piston Speed = (2 x 0,0579 x 12.000)/60 = 23,16 meter/detik. Nah, dari sini bisa menghitung diameter inletnya. Yaitu:
Diameter Piston²
Diameter Inlet Port = √————————–x Piston Speed
Gas speed
0,057²
Diameter Inlet Port = √—————– x 23,16
100
Diameter Inlet Port = 0,0274 meter = 27,4 m
Nah, dari sana ketahuan bahwa diameter inlet port 27,4. Dari sini memang rada rumit jika mau tahu ukuran diemeter klep ideal. “Harus melalui rumus yang panjang dan perlu riset lama. Terutama tahu dulu diagram kerja kem dan bikin pusing,” jelas Ibnu yang sarjana elektro sekaligus mesin itu.
Diameter klep tergantung letak peak power yang dimau
Untuk itu Ibnu mau kasih rumus ringan. Katanya diameter inlet port itu untuk ukuran motor cc kecil, yaitu 0,85 x diameter klep isap. Maka diameter klep isap = Diameter Inlet Port/0,85 = 27,4/0,85 = 32 mm.
Klep buang lebih kecil lagi. Besarnya berkisar 0,77 sampai dengan 0,80 x diameter klep isap. Jika diambil yang paling besar yaitu 0,80 x 32 = 25,6 mm. Nah, ini dirasa sangat gede jika klep isap 32 mm dan buang 26,6 mm. Rasanya seperti sangat susah dipasang pada kepala silinder yang hanya menggunakan piston diaemeter 57 mm.
Tapi rumus ini jika peak power kepingin berada di 12.000 rpm. Untuk ukuran matik harusnya lebih rendah lagi. Kan transmisi otomatis (CVT) butuh tenaga galak di putaran bawah supaya cepat melesat.
Jika tenaga bermain di gasingan 11.000 rpm klep isap 30,6 mm dan klep buang 24,5 mm. Kalau mau lebih rendah lagi misalnya di 10.000 rpm, maka klep isap 29,5 dan buang 23,6 atau 24 mm. Jadi, besarnya diameter klep tergantung dari letak peak power yang dimau.
Venturi Karbu
Menentukan besarnya venturi karburator juga bisa berpatokan dari perbandingan. Sebagai contoh diambil dari buku panduan flowbench merek Superflow SF-110/120. Perbandingannya 0,85 x diameter klep.
Sebagai contoh seperti di atas jika diameter klep isap 32 mm. Maka venturi karburator 32 x 0,85 = 27 mm. Namun dirasa susah mencari karburator ukuran 27 mm. Kalau mau lebih gampang, pilih aja yang 28 mm. Seperti Keihin PWK 28 misalnya.
Artikel diatas, ditulis cara menentukan besarnya diameter lubang intake atau isap di skubek. Contohnya di Yamaha Mio. Tentunya harus ditentukan dulu letak peak power di rpm berapa yang dimau.
Batang klep. Pilih yang sama dengan punya Mio biar gesekan ringan
Letak peak power atau tenaga puncak yang dimau akan menentukan besarnya diameter lubang isap. Juga akan menentukan pemilihan diameter payung klep dan ukuran karburator yang diterapkan.
Rupanya cara itu lumayan menarik perhatian skubeker yang doyang ngebut. Seperti Nugroho dari Surabaya. “Jika sudah tahu ukuran payung klep yang dipakai, kira-kira pakai punya klep apa dan gimana pasangnya?” tanya pemakai Yamaha Nouvo itu lewat SMS.
Untuk Yamaha Mio yang mau turun di kelas 150 cc pakai piston 57 mm, bisa menggunakan klep beberapa tingkatan. “Tergantung letak peak power ada di rpm berapa,” timpal Ibnu Sambodo, begawan 4-tak yang minggu lalu memberikan rumusnya.
(1) Klep Sonic
Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio.
Klep ukuran 28/24 ini banyak dipakai skubeker. Jika menggunakan rumus yang diberikan Ibnu minggu lalu, karakter tenaga atau peak power berkisar di 9.000 rpm. Namun pakai klep ini harus menggeser posisi sudut klep di kepala silinder.
Untuk itu Chandra dari bengkel bubut Master Tjendana Bandung kasih panduan. Menurut Chandra, standar Mio klep in kemiringan dari vertikal 31,5 derajat dan klep buang 35,5 derajat. Jika memakai klep Sonic, kemiringan harus dibikin lebih landai supaya tidak saling bertabrakan.
Dari perhitungan menggunakan rumus sinus dan cosinus, didapat klep isap kemiringannya harus dibikin 29,1 derajat. “Klep buangnya 33,5 derajat dengan memperhitungkan jarak antar klep 4 mm,” jelas Chandra langsung dari Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung.
Pasang klep lebar. Kemiringan klep harus diatur ulang di tukang bubut
Jarak antar klep bagusnya 3-4 mm supaya mesin adem
(2) Klep EE 31/25,5 mm
Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. “Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm,” jelas Mariasan Kocek dari JP Racing di Ciputat, Tangerang.
Jangan lupa jarak antar klep diseting 4 mm dan sudut kemiringan klep isap 28 derajat dan buang 33 derajat. Karakter klep EE antijeber alias tidak mengembang meski menggunakan per yang keras dan kem lift tinggi.
Klep ini memang batangnya lebih panjang. Konsekuensinya harus main potong supaya ukurannya sama dengan punya Mio. Namun kelebihannya diameter batang klep kecil alias sama dengan punya Yamaha Mio. Sehingga gesekan lebih ringan.
Meski harus main potong batang, namun harganya lumayan ringan. Katanya sih pihak JP Racing menjualnya dengan banderol Rp 150 ribu.
(3) Klep GL Pro Platina
Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu.
Untuk pemasangan klep ini Chandra yang spesialis ubah klep itu kasih bocoran. “Kemiringan klep isap dipasang 27,5 derajat, sedang kemiringan klep buang 32,5 derajat, kondisi ini jarak antar klep biar aman 5 mm,” jelas Chandra.
Namun menggunakan klep GL-Pro meski murah ada konsekuensinya. Batang harus dipotong lantaran kepanjangan. Juga diameter batang klep lumayan gede, yaitu 5,5 mm. Bandingkan punya Mio asli hanya 5 mm.
Jarak Antar Klep
Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. “Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm,” jelas Jesi Lingga Siwanto dari JP Racing.
Dari analisis Jesi, jika jarak antar klep 5 mm atau lebih akan berakibat mesin panas. Biasanya leher knalpot membara. Menandakan temperatur mesin tinggi.
Namun kalau digunakan untuk keperluan racing, tetap perlu modifikasi di beberapa bagian. Juga perlu perlakuan khusus. Apalagi klep yang dipakai asalnya dari motor atau mobil harian. Tujuannya agar didapat flow atau aliran gas bakar bagus.
Paling awal bisa dilihat pada batang klep yang kepanjangan. Ini terjadi jika menerapkan klep Honda Sonic atau CS-1, GL-Pro platina dan merek EE keluaran JP Racing. Untuk itu harus dipotong disesuaikan panjang klep Mio.
Perlu diketahui, panjang standar klep Mio 65 mm. “Untuk itu, ukuran panjang klep CS-1, Sonic, GL-Pro dan EE dibikin sepanjang 65 atau 66 mm juga,” ucap Chandra Sopandi yang tukang bubut Master Tjendana itu.
Untuk memotong, gunakan mesin bubut supaya presisi. Trus diikuti dengan membuat alur untuk dudukan kuku klep (gbr. 1). Fungsi kuku klep untuk mengunci klep bareng per katup. “Alur ini posisinya 2,5 mm dari ujung batang klep,” jelas Chandra yang masih lajang itu.
Dalam membuat alur untuk kuku klep harus dibikin radius. “Lebar alur dibikin 2 mm dan radius 1 mm. Maka dalam radius hanya tinggal 0,5 mm,” jelas Chandra yang masih jomblo itu?
Rada repot kalau pakai klep GL-Pro, meski murah harus kerja dua kali. Pertama, kudu memotong klep yang kepanjangan. Kedua, kudu ngecilin diameter batang klep. Batang klep yang dikecilin pada ujungnya sejauh 8 mm. Diameter batang klep asalnya 5,5 mm dibikin 5 mm. Selanjutnya tinggal bikin alur untuk kuku klep. Hasilnya bisa lihat (gbr. 2).
Untuk membentuk batang klep EE, proses kerjanya sama dengan di klep Sonic. Kan diameter batang klep EE sama dengan punya asli Mio yang 5 mm.
gbr.1
gbr.2
Proses Hardening
Setelah klep dipotong, tentunya wajib kembali dibikin keras. Tujuannya supaya batang klep tidak jeber dipukul rocker-arm. Untuk itu, butuh proses hardening. Tekniknya batang klep dipanaskan menggunakan las asitilen. Jangan menggunakan las karbit karena dikhawatirkan kurang panas.
Perlu juga diwaspadai saat proses hardening. Jangan kelewat panas yang berisiko klep jadi patah. Sebaliknya, kalau kurang panas juga bakal lembek alias masih mudah jeber. Proses pemanasan cukup sampai membara kira-kira mendekati titik leleh besi.
Gampang kok caranya mengetahui sudah mendekati titik leleh. Perhatikan warna ketika klep dibakar. Awalnya klep akan merah membara, kemudian oranye dan begitu mencapai kelir kuning stop pemanasan.
Begitu klep berwana kuning segera celup pada cairan kimia. Cairan kimia ini campuran dari RBK (Racun Besi Kuning) atau RBM (Racun Besi Merah) dengan air. Komposisinya 100 cc air dicampur dua sendok makan RBK atau RBM. Terserah mau pakai RBK atau RBM, menurut Chandra sama saja.
“Untuk mendapatkan RBM atau RBK, bisa cari di toko kimia. Kemasan ½ kg Rp 100 ribu,” jelas Chandra dari Jl. Pagarsih, No. 146, Bandung.
Brother berkacamata itu juga kasih penjelasan. Katanya dalam proses pemanasan tidak bisa menggunakan campuran RBK plus air. Ada klep yang cukup pakai oli. Bedanya bisa langsung dites menggunakan magnet.
Magnet ditempelkan pada batang klep. Jika bersifat magnetik, klep nempel di magnet. Artinya, setelah proses hardening cukup dicelup oli. Seperti klep Sonic, batang atas nempel dan bawah enggak, maka cukup dicelup oli.
Jika seperti klep EE dan GL-Pro berlainan. Klep isap bersifat magnetik, setelah pemanasan dicelup oli doang. Klep buangnya yang non magnetik alias tidak nempel magnet harus menggunakan cairan RBK dan air.
Informasi lebih komplet seputar proses hardening, bisa konsultasi langsung sama Chandra. Brother yang sedang mendambakan kekasih ini bisa ditanya di (022) 70600396.
Radius klep
OTOMOTIFNET – Ibnu Sambodo yang begawan 4-tak masih percaya klep standar yang asli pabrik. Seperti klep Sonic yang dipakai untuk road race. Katanya punya material lebih terjamin kekutannya dibanding yang aftermarket dengan spek yang belum jelas dan tidak tahu buatan mana.
Namun digunakan untuk keperluan balap, klep standar harus dimodifikasi. Minimal dari bentuknya. Namun jika batangnya dipotong, tetap harus dihardening atau diperkeras supaya kuat. Seperti ditulis minggu lalu.
Kali ini Ibnu kasih tahu modifikasi dari ukuran. Pertama ukuran pada bagian pertemuan antara payung dengan batang klep. “Bagian ini membentuk radius atau sudut,” jelas Ibnu yang asli wong Jowo itu.
Untuk klep racing biasanya dibuat enteng. Maka pada bagian radius atau leher ini dibuat tipis. “Tapi kendalanya flow atau aliran gas bakar rada berkurang karena membentuk lekukan yang tajam,” jelas Ibnu yang kini mulai tinggal di Jakarta mengurus tim Kawasaki.
Diakui juga oleh pria beken disapa Pakde ini. Katanya membentuk bagian ini rada susah, tukang bubut juga belum tentu presisi. “Makanya untuk sementara banyak dilupakan atau dikira-kira dulu,” jelas mekanik yang berpenampilan sederhana ini.
Untuk keperluan balap, sementara sebagai patokan, Ibnu kasih radius 1/3 dari diameter payung klep. Sebagai contoh klep isap 28 mm, jika dikalikan 1/3 hasilnya 9,3 mm.
Jika merunut dari buku Four-Stroke Performance Tuning karangan A. Graham Bell, sedikit berbeda. Untuk ruang bakar hemi chamber dengan klep miring, besarnya 0,24-0,26 dari diameter payung klep. Andaikan 0,26 x 28 mm hasilnya radius leher klep 7,28 mm.
Menurut Ibnu, ini bukan rumus. Hanya sebagai perbandingan. Apalagi riset yang dilakukan oleh Graham Bell dilakukan di mobil. Mesin mobil dan motor berbeda putaran. Untuk motor balap bergasing sampai 14.000 rpm, sedang di mobil hanya separuhnya.
Perlu dipertimbangkan dalam menggunakan perbandingan Ibnu atau Graham. Radius yang kelewat gede atau kecil ada pengaruh terhadap flow dan berat klep. Jika lekukan atau radius kecil tidak tajam tapi bagus untuk flow. Tapi klep jadi berat.
Berbeda jika leher klep dibikin dengan radius besar. Dari sisi bobot memang enteng, tapi terdapat lekukan yang tajam. Bikin flow jadi berkurang, untuk itu harus tetap mempertimbangkan dua faktor ini.
Perkecil batang hanya sampai ujung bos klep
Batang Diperkecil
Untuk memperbesar flow, batang klep juga harus dimodifikasi. Terutama batang klep yang berada di lubang atau port isap dan buang. Batang klep yang kebesaran lumayan menghambat aliran gas bakar.
Pada klep bebek yang hanya 5 mm, oleh Ibnu Sambodo hanya dibikin 4,5 mm. Bagian ini dari radius klep sampai bagian yang menyentuh tepat dibibir bos klep. Jangan kelewat dalam yang berakibat sedikitnya kontak antara batang klep dengan bosnya. Jadinya cepat oblak.
Bahkan menurut Ibnu lagi, sebenarnya bisa saja batang klep dari radius atau leher sampai bibir bos klep dibikin 4 mm. Namun risikonya ketahanan jadi berkurang. Tapi aliran gas bakar lebih lancar.
Sudut 45 ketemu sitting klep, sudut 30 untuk flow Sudut 45 Dan 30 Derajat
Kedua sudut di bibir payung klep ini belum lama ditulis oleh MOTOR Plus tepatnya edisi 507. Fungsinya untuk memperlancar flow gas bakar. Sekadar mengingatkan, sudut 45 derajat paling bawah dan di atasnya 30 derajat.
Dua sudut ini harus dibentuk menggunakan reface valve. Nantinya sudut yang 45 derajat akan bersentuhan dengan sitting klep di kepala silinder. Sedang yang 30 derajat untuk mempermudah aliran gas bakar.
Dibuat Cekung
Untuk memperingan bobot klep, masih ada cara yang bisa ditempuh. Caranya dengan membuat tipis payung klep. Namun jangan terlalu tipis yang bisa berakibat klep gampang pecah. Bagian yang bisa dibuang daging pada tengah payung klep, caranya dibuat cekung.
Payung klep cekung seperti di katup Sonic atau CS-1. Meski cekung namun tidak terlalu dalam yang berakibat kompresi turun. Tapi, bagian yang cekung di tengah ini dirasa tidak mengurangi kekuatan klep. Sebab masih tebal lantaran di belakangnya masih ada batang klep.
Ibnu bilang, bagian paling luar klep memang lebih kuat dibanding dalam. Untuk itu, ketika mengikis klep jangan terlalu dalam. Katanya bisa mengurangi kekuatan dari klep itu sendiri

Korek 4T

Untuk meningkatkan daya atau power mesin motor standart yang biasa disebut tune up, perlu diusahakan perubahan-perubahan pada beberapa hal :
1. Meningkatkan / menaikkan perbandingan kompresi.
2. Memperbaiki porting IN maupun EX supaya pemasukan bahan bakar menjadi lancar dan baik.
3. Merubah durasi, Lift noken as.
4. Mengubah pengapian (apabi…la dalam perlombaan diperbolehkan).
5. Mengubah rasio dengan Close Rasio.
6. Setting karburator.
KOMPRESI
Meningkatkan perbandingan kompresi (Compretion Ratio = CR) adalah cara awal yang ditempuh oleh para mekanik untuk meningkatkan power mesin. Namun demikian untuk meningkatkan perbandingan kompresi perlu diperhatikan beberapa faktor, antara lain :
1. Bahan bakar yang digunakan.
2. Kwalitas piston yang digunakan.
CARA MENAIKKAN KOMPRESI :
1. Mengganti piston dengan model racing.
2. Mendekatkan deck clearance.
3. Membubut Head.
4. Mengelas Head.
5. Membubut Blok dan Piston.
CARA MENURUNKAN KOMPRESI :
1. Merimer dome pada head.
2. Memperdalam coakan klep pada piston.
3. Membubut piston.
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN KOMPRESI TINGGI :
1. Power mesin meningkat.
2. Final gear menjadi berat.
3. Power mesin terasa dari putaran bawah sampai atas.
KERUGIAN MENGGUNAKAN KOMPRESI TINGGI :
1. Mesin menjadi cepat panas.
2. Engine break menjadi besar dan kasar.
3. Apabila perhitungan kompresi tidak tepat, sering terjadi detonasi.
Untuk mengetahui / menghitung perbandingan kompresi (CR) dari satu mesin, kita perlu mengetahui dulu volume silinder yang akan dikerjakan.
CONTOH PADA MESIN JUPITER Z O/S 100
Bore atau D : 52 mm = 5,2 Cm
Stroke 54 mm = 5,4 Cm
= 0,785 x 5,22 X 5,42
= 114,62 cc
≍ 115 cc
CONTOH PADA JUPITER Z O/S 100
Volume ruang bakar diukur dengan buret lewat busi adalah 14,55 c
Jadi Volume ruang bakar 14,55 cc – 0,7 cc = 13,85
( 0,7 cc adalah Volume Ruang Busi )
Cara menentukan berapa cc isi ruang bakar yang harus kita pakai pada perbandingan kompresi yang sudah kita tentukan.
Misalnya kita menginginkan perbandingan kompresi 1 : 14 berapa volume ruang bakarnya ?
Berarti apabila kita menginginkan perbandingan kompresi 1 : 14, isi ruang bakar harus 8,84cc.
PORTING
Maksud dari mengubah porting adalah usaha untuk meningkatkan atau memperbaiki efisiensi volumetric dengan mengoptimalkan aliran gas ke dalam ruang bakar.
Ada 3 faktor yang menentukan besarnya tenaga pada sebuah mesin :
1. Efisiensi mesin
yaitu seberapa dorongan pada piston yang dihasilkan oleh gaya putaran fly wheel.
2. Efisiensi thermal (panas)
yaitu seberapa banyak bahan bakar yang harus dibakar/ dipanaskan dalam silinder untuk mendorong piston turun menuju TMB secara efisien.
3. Efisiensi volumetric
yaitu membuat saluran / ukuran yang tepat untuk memompa gas secara optimal.
Macam Macam Bentuk Porting
Dalam modifikasi, Head usahakan agar tidak mendapat hambatan apapun, misalnya lubang intake dengan lubang manifold atas juga harus sama dengan joint / karet manifold, usahakan dalam merimer supaya tidak ada ruang yang menyudut.
NOKEN AS
Di antara komponen pada motor yang paling utama untuk meningkatkan kecepatan mesin adalah memodifikasi camshaft / cam/ noken as. Noken as berfungsi mengatur buka / tutup klep yang dibutuhkan untuk mengatur bahan bakar melewati klep in dan membuang melewati klep ex secara selaras.
CARA KERJA NOKEN AS SEBAGAI BERIKUT :
1. Apabila titik A menyentuh pelatuk, maka katup mulai terangkat dan akan terbuka penuh setelah mencapai puncak tonjolan ( titik B ).
2. Setelah melewati puncak, katup akan turun kembali dan tertutup rapat setelah titik C.
3. Dari A kemudian naik ke C dan kemudian kembali ke B disebut durasi noken as.
4. Tinggi tonjolan menentukan Lift Max.
5. Bentuk permukaan profil tonjolan menentukan percepatan penutupan dan pembukaan katup oleh bentuk permukaan profil tonjolannya.
LIFT MAX
Cara menentukan Lift Max pada motor balap :
Secara teori untuk motor standart, Lift Max adalah 23% dari diameter klep in. Kemudian untuk motor balap dengan sirkuit yang tidak begitu panjang, Lift Max sekitar 29% – 31% dari diameter klep in. Untuk balap dengan sirkuit panjang, Lift Max dapat dibikin sampai dengan 35% dari diameter klep.
Motorcycle
Cara menghitung durasi ada beberapa cara :
1. Durasi dihitung setelah klep mengangkat 1,27mm pada setelan klep 0 (zerro).
2. Durasi dihitung pada saat klep mulai membuka pada setelan klep 0,10 mm.
Untuk mempermudah pembuatan, kita akan menggunakan cara yang ke dua. Sebelum kita ingin menentukan angka durasi, harus kita ketahui dulu berapa LC (lobe center) pada noken as yang akan kita modifikasi.
Untuk mengetahui LC, kita harus memasang noken as pada mesin dan mengukur dengan busur derajat yang dipasang pada kruk as sebelah kiri / magnet.
Sebagai contoh :
LC PADA JUPITER Z : 103
Kita menginginkan durasi 310 derajat.
Berapa derajat in open dan berapa derajat in close ?
Perhitungan Untuk Mencari in close :
310 – 180 – 52 = 78
BERARTI UNTUK LC 103 JIKA KITA MENGINGINKAN DURASI 301 ANGKA DURASINYA ADALAH :
IN OPEN 52 SEBELUM TMA
IN CLOSE 78 SETELAH TMB
Untuk motor balap durasi idealnya adalah 29 – 33.
Untuk lift max motor balap durasi idealnya adalah :
7,5 mm – 8,3 mm
Keuntungan menggunakan lift tinggi dan durasi besar :
* Tenaga mesin menjadi sangat besar
* Mesin sangat bagus di putaran atas
Kerugian menggunakan lift tinggi dan durasi besar :
* Pada putaran bawah kurang bagus
* Per klep menjadi tidak awet
* Klep floating / melayang apabila pir klep tidak kuat
* Coakan klep pada piston harus dalam
CARA MENGGERINDA CAM
* Bagian Base Circle digerinda kurang lebih 18 sampai ketemu lift yang diinginkan
* Kemudian diikuti dengan menggerinda bagian ram untuk menentukan durasi
* Menggerinda bagian flank untuk menentukan lift O/L dan membentuk profil
* Usahakan dalam menggerinda sebuah kem dengan rata dan halus untuk menjaga agar rocker arm tetap awet dan mengurangi floating.
IGNITION / PENGAPIAN
Bagian pada mesin berfungsi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang di kompresi oleh piston, sebelum piston mencapai TMA.
Sumber arus listrik untuk menghasilkan loncatan api bisa berasal dari spul atau langsung aki.
Sumber listrik yang dihasilkan langsung dari sepul sering disebut pengapian AC, dan langsung dari aki sering disebut pengapian DC.
Pengapian AC
Keuntungan menggunakan sistem AC :
* Sistem listrik langsung sesuai dengan putaran mesin.
* Tidak perlu menggunakan aki
Kerugian menggunakan sistem AC :
* Putaran mesin sedikit berkurang, karena gaya magnet yang ada
Pengapian DC
Keuntungan menggunakan sistem DC / Total Lost :
* Tidak perlu menggunakan magnet
* Berat rotor bisa dibuat sesuai keinginan kita (bisa sangat ringan)
Kerugian menggunakan sistem DC / Total Lost :
* Harus sering mengisi ulang (recharging) aki (accu)
* Resiko terjadi aki tekor
Perbedaan waktu pengapian standart dan yang sering digunakan untuk balap:
Pengapian untuk motor standart
* Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) : loncatan api pada 8 – 15 sebelum TMA
* Pada RPM tengah tinggi (4.000 ke atas) :loncatan api pada 25 – 30 sebelum TMA
* Api busi tidak besar dibanding pengapian balap
Pengapian untuk motor balap
* Pada RPM rendah (1.000 – 3.000 RPM) : loncatan api pada 20 – 30 sebelum TMA
* Pada RPM tengah sampai tinggi ( 4.000 ke atas) : loncatan api pada 35 – 42 sebelum TMA
* Api busi besar
Macam macam jenis CDI
1. single map
cdi yang terdiri hanya dengan 1 map/kurve
contoh : cdi bawaan motor, cdi brt dual band
2. multi map
cdi yang terdiri lebih dari 1map / kurve yang dapat kita pilih sendiri dengan beberapa click.
contoh : cdi rextor adjustable, cdi brt smart click
3. cdi programable
cdi yang bisa diatur kurve/ grafik pengapian menurut keinginan kita, yang disesuaikan dengan karakter mesin yang dibutuhkan.
contoh : rextor programable, cdi vortec, cdi brt remmote.

Tips Memilih Karbulator

Bagaimana memilih karburator yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang sudah kita bangun dan balap yang akan kita ikuti? Dengan banyaknya karburator aftermarket beserta kemasan-kemasan menggiurkan tentu membuat kita kesengsem dan takutnya menjadi gila belanja barang seperti tante-tante tanpa melihat kebutuhan. Asal karbu GEDE pasti kenceng! Keli…ru = Brebet mungkin iya hehehehe… Walaupun karburator kecil asal kita dapat menemukan setelan yang pas akan jauh lebih baik.
Hanya sedikit berbagi ilmu tentang formula menentukan ukuran karburator ideal dengan kapasitas silinder mesin serta rpm max power yang diinginkan. Buka aplikasi calculator di komputer kalian dan siap menghitung.
THROTLE = VARIAN x SQRT ( DISPLACEMENT * PEAK )
Dimana THROTLE adalah nilai besaran venturi karburator yang kita butuhkan, merupakan diameter lubang dalam karburator dengan satuan millimeter. Ukuran ini nantinya menentukan karburator yang sesuai dengan RPM power mesin.
DISPLACEMENT adalah satuan kapasitas isi silinder dalam LITER.
PEAK yaitu puncak tenaga mesin pada putaran mesin maksimum yang ingin dikejar.
VARIAN adalah konstanta penentu apakah mesin kamu special engine ataukah mesin produksi massal. Nilai varian memiliki rentang 0.65 hingga 0.9 , dimana motor Moto GP memakai nilai maksimal yaitu 0.9, sehingga kelas MOTO GP 125 cc dimana mesin mampu berkitir hingga 14.000 RPM berani memakai karburator gambot sebesar 38mm, sedangkan kelas drag bike lokal biasanya cukup memakai karburator 34mm.
Sebagai contoh,
Kita ambil sebuah motor standar Jupiter z missal, dengan kapasitas 107cc, ingin mencapai tenaga di putaran 7500 RPM. Varian yang dipakai adalah 0.6
Sehingga ketika dimasukkan ke dalam rumusan tersebut adalah sebagai berikut :
THROTLE = 0.6 x sqrt ( 0.107 * 7,500 )
Didapat hasil Throtle adalah 16.9 atau jika dibulatkan adalah 17mm, itu merupakan spek standard pabrik yang tentunya sudah dihitung cocok untuk dipakai harian, nyaman dipakai menggonceng pacar -bagi yang jomblo ga usah iri
Motor dengan spek seperti ini jauh dari kata bikin ribet. Tapi kalo turun balap ya keburu kehabisan nafas dan ditinggal minum kopi sambil rokokan ama lawan di garis finish hehehehehhehe… Kasian.
Jika kita turun balap drag bike dengan motor jupiter z di kelas 125cc, biasanya tuner menggandeng karburator PE 28mm bukan tanpa alasan, karena tugas karburator tersebut harus mampu mensupport hingga 14.000 RPM, tinggal bagaimana CDI mampu menghasilkan kurva pengapian yang pas serta membuka limiter putaran mesin. Lantas mengapa MIO drag yang notabene memiliki kapasitas 200 cc juga memaki karb 28mm? Mungkin dikarenakan ingin mengejar performa mesin di putaran rendah, karena motor matic optimasi RPM ada di sekitar 8.000 RPM, oleh karena itu dengan perhitungan matang maka awal modifikasi yang presisi bisa berawal dari sini.
Kemampuan karburator mengatomisasi bahan-bakar serta fokus menyebar tenaga pada rentang RPM yang luas harus diimbangi klep dan ruang porting yang selaras.
Nah, seberapa besar reamer karburator ataukah keputusan untuk mengganti karburator dengan venturi yang lebih besar dapat berawal dari rumusan ini. Jadi keputusan yang bijak dapat menghasilkan pilihan karburator yang asyik dipakai harian, oke diajak turing, ataupun bertenaga istimewa saat dipacu untuk balap.